Batam, petroenergy.id – Direktur PT. Rainbow Tubulars Manufacture, Barkeilona mengatakan, produk Rainbow memenuhi kebutuhan domestik setelah terlebih dahulu terkenal di luar negeri. Menurutnya, produk Rainbow dimanfaatkan oleh konsunen di dalam negeri setelah memenuhi kebutuhan ekspor.
Hal itu diutarakannya kepada para wartawan di kantornya di kawasan perindustrian Latrade, Keperi Batam, Rabuh (20/11).
“Produk perdana Rainbiw adalah diekspor ke Eropa. Namun, sekarang produk Rainbow telah dipasok untuk memenuhi kebutuhan domestik,” kata Barkeilona.
PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) mendapatkan kunjungan dari berbagai Jurnalis Media Nasional. Acara tersebut digagas oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Plant Visit ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada Jurnalis Media Nasional mengenai pengembangan Kapasitas Nasional yang dilakukan oleh SKK Migas.
RTM didirikan pada tahun 2016 dengan 100% kepemilikan modal asing, dan pada tahun 2019 PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mengakuisisi saham RTM sebanyak 60%. Setelah listed di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2023, SUNI kembali melakukan akuisisi terhadap 39,6% saham RTM, sehingga kepemilikan RTM menjadi 100% dimiliki oleh Perusahaan Dalam Negeri dengan komposisi saham yang dimiliki sebesar 99,96% oleh SUNI dan 0,04% dimiliki oleh PT Sinarindo Prima.
RTM membuka babak baru dalam industry pipa untuk kebutuhan Migas dengan menjadi pabrikan pipa OCTG Seamless pertama yang berproduksi di Indonesia. Produksi perdana RTM dimulai pada tahun 2017 untuk pasar Export dan pada tahun 2018 mulai memasok kebutuhan domestik. Sejak tahun 2018 sampai saat ini kontribusi RTM terus bertambah dalam memasok kebutuhan pipa khususnya Tubing untuk kebutuhan domestik.
Kemajuan ini tidak lepas dari campur tangan SKK Migas yang terus mendorong penggunaan produk dalam negeri melalui Program KapNas. SKK Migas melakukan dukungan secara komprehensif, tidak hanya mendorong KKKS untuk memakai produk dalam negeri tetapi juga melakukan pembinaan kepada RTM untuk memastikan kualitas produk pipa seamless nya dapat diterima. Bersama Dirjen Migas dan beberapa KKKS besar SKK Migas melakukan evaluasi dan pembinaan produsen dalam negeri. Untuk initial assement RTM berhasil mendapat score 78.
Dukungan terhadap produk dalam negeri saat ini terus digalakkan oleh pemerintah, antara lain melalui SKK Migas, adalah untuk dapat meningkatkan perekonomian nasional, lebih lagi dengan target pertumbuhan ekonomi tinggi (8%) yang digaungkan oleh pemerintah saat ini, maka penggunaan produk lokal akan dapat membantu pencapaian target tersebut. Yang terutama, penggunaan produk lokal akan dapat menciptakan lapangan kerja dan memberikan multiplier effect bagi perekonomian pada sektor-sektor lainnya.
Saat ini RTM sedang dalam Pembangunan Plant-2 sehingga kapasitas total dapat meningkat menjadi 60,000 – 70,000 ton per tahun. Dengan adanya Plant-2 ini, maka RTM diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik yang diperkirakan meningkat sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak di Indonesia, dan akan dapat memiliki kapasitas lebih untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang sejak 2023 dihentikan karena RTM mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.
RTM berkomitmen untuk terus menigkatkan kualitas dan keselamatan kerja dan menjalankan operasi Perusahaan dengan mengedepankan prinsip sustainability sebagai bentuk tanggung jawab kami kepada lingkungan dan sosial.
Mari kita bersama tunjukan cinta kita kepada produk dalam negeri dengan meninggkatkan penggunaan produk dalam negeri.(mk)