
Jakarta, petroebergy.id – Analisis Rystad Energy yakin kawasan Asia Tenggara salah satu wilayah dengan nilai investasi hulu migas terbesar di dunia. Total investasi proyek hulu migas yang sudah Final Investment Decision (FID) pada tahun 2025 mencapai US$21 miliar dimana secara persentase investasi tersebut 50% lebih dialokasikan untuk pengembangan cadangan gas.
Analyst E&P Research Southeast Asia, Stephen Salomo mengungkapkan dari analisis yang dilakukan, peluang Indonesia di industri hulu migas masih sangat besar. Bahkan Indonesia jadi salah satu negara yang jadi perhatian khusus para pelaku usaha di sektor hulu migas dunia. Ini tidak lepas dari beberapa temuan giant discovery yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.
Berbicara pada diskusi yang mengusung tema “Melanjutkan Upaya Mewujudkan Ketahanan Energi untuk Mencapai Cita-Cita Indonesia Emas” yang berlansung di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (17/12), Stephen Salomo lebih jauh mengatakan, potensi cadangan migas di Indonesia saat ini juga sudah mulai bergerak ke wilayah laut dalam.
“Ya. Potensi cadangan di laut dalam sebut saja blok Masela. Kemudian ada juga di Geng North, Layaran dan Tangkulo. Hal itu juga terjadi di berbagai wilayah di negara lain,” kata Stephen Salomo.
Selain Stephen Salomo tampil sebagai pembicara ke dua, Sofwan Hadi, Country Head Indonesia Rystad Energy, berpendapat untuk memanfaatkan potensi migas yang diyakini masih besar terkandung di Indonesia diperlukan kepekaan kesigapan pemerintah dalam pengambilan keputusan.
Pada kesempatan itu Sofwan Hadi mengapresiasi apa yang terjadi dalam pengembangan Geng North yang menjadi salah satu temuan terbesar di dunia pada tahun 2023 lalu dan respon pemerintah.
Sofwan Hadi menambahkan, disamping diperlukan kesigapan pemerintah dalamĀ pengambilan keputusan, pemerintah juga harus membenahi lagi regulasi khususnya yang berkaitan dengan support logustik. Dia menyebutkan, salah satunya adalah regulasi penerapan TKDN dinilai masih belum memgakomudir percepatan pemanfaatan potensi migas khusunya di laut dalam.
“Saya katakan bahwa Indonesia masih memiliki potensi migas cukup besar di laut dalam. Ini adalah tantangan berat, memang,” kata Sofwan Hadi. (mk)